![]() |
Hadi Suwarno / Nano (Owner Optik Surya) |
KOMINFORMA, PACITAN – Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di ruas Jalur Lintas Selatan (JLS) Pacitan, Sabtu malam (21/6), sekitar pukul 22.00 WIB. Seorang pelajar asal Kebonagung mengalami patah tulang kaki setelah motor yang dikendarainya bertabrakan dengan mobil di Dusun Krajan, Desa Kembang.
Menanggapi insiden tersebut, Hadi Suwarno atau akrab disapa Nano, pemilik Optik Surya yang dikenal vokal terhadap isu kebijakan publik di Kabupaten Pacitan, menyuarakan kritik tajam terhadap minimnya fasilitas lalu lintas di sepanjang JLS.
“Sekelas JLS, tapi traffic light tidak ada. Gimana nggak banyak tabrakan?” ujar Nano dalam tanggapan yang dibagikannya melalui grup WhatsApp. (22/6)
Menurutnya, ketiadaan lampu pengatur lalu lintas menunjukkan lemahnya komitmen pemerintah dalam menjamin keselamatan pengguna jalan. “APBD tidak ada atau tidak diusulkan? Atau memang dibuat biar ada tabrakan?” sindirnya.
Nano juga menyoroti minimnya kehadiran petugas di lapangan. “Polisi jaga paling jam 6 sampai jam 7 pagi. Selebihnya tidak ada,” tambahnya.
Ia mendesak agar Dinas Perhubungan, Satlantas, dan Bappeda duduk bersama membahas solusi konkret. “Selama ada JLS, tidak ada traficlight, angka kecelakaan berapa? Usulan ke Pemda, ke Pemprov, atau ke pusat jika memang Pemda Pacitan nggak punya duit untuk pasang lampu,” tegasnya.
Ia pun mempertanyakan sampai kapan nyawa warga harus menjadi taruhan akibat kelalaian sistemik. “Sampai kapan korban terus bertambah?” Pungkas Nano.
Kritik Nano mencerminkan keresahan warga terhadap kondisi JLS yang dinilai belum layak sebagai jalur utama penghubung selatan Jawa.
Catatan Redaksi:
Kami membuka ruang hak jawab seluas-luasnya bagi pihak-pihak terkait, termasuk Dinas Perhubungan, Satlantas Polres Pacitan, Bappeda, maupun Pemerintah Kabupaten Pacitan.
Kami percaya bahwa diskusi terbuka dan responsif terhadap kritik adalah bagian penting dalam mendorong perbaikan kebijakan publik, khususnya yang berkaitan dengan keselamatan dan hak hidup warga.