![]() |
Bayu Indra Nurdiansah, Kades Depok Trenggalek |
KOMINFORMA, PACITAN – Kericuhan pada partai final turnamen bola voli Soedirman Cup 2025 di Monumen Jenderal Soedirman, Nawangan, Pacitan, Minggu dini hari (7/9/2025), menuai banyak kritik. Salah satunya datang dari Bayu Indra Nurdiansah, Kepala Desa Depok, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, yang turut hadir menyaksikan laga tersebut.
Bayu Indra menilai panitia tidak profesional dalam mengelola pertandingan hingga akhirnya memicu kemarahan ribuan penonton. “Panitia ora profesional, wajar penonton ngamuk, di banner & pamflet ada Rivan karo Dimas, penonton begitu antusias golek sangu nggo ndelok,” ujarnya dengan nada kesal. (8/9)
Kekecewaan penonton memang memuncak karena dua pemain bintang nasional, Rivan Nurmulki dan Dimas Saputra, yang semula digadang-gadang akan hadir, ternyata tidak terlihat di lapangan. Absennya kedua pemain ini, ditambah dengan jeda panjang saat peninjauan VAR, membuat suasana semakin panas dan berujung ricuh.
Masih menurut Bayu Indra, kesalahan terletak pada penyelenggara yang dinilai tidak siap menghadapi situasi. “kon sinau nyang aku sek, ngisin-ngisini!,” tambahnya.
Kericuhan yang melibatkan ribuan penonton itu mengakibatkan sejumlah fasilitas pertandingan rusak bahkan terbakar. (red/fery)
Catatan Redaksi:
Berita ini memuat pernyataan langsung dari Kepala Desa Depok, Trenggalek, terkait kericuhan pada final Soedirman Cup 2025 Pacitan. Pernyataan tersebut sepenuhnya merupakan pandangan pribadi narasumber.
Redaksi membuka ruang hak jawab seluas-luasnya bagi panitia penyelenggara maupun pihak lain yang merasa perlu memberikan klarifikasi atau penjelasan tambahan atas pemberitaan ini.