![]() |
John Vera Tampubolon |
KOMINFORMA, PACITAN — Pernyataan Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Kabupaten Pacitan, Muhammad Ali Mustofa, soal pola hidup masyarakat sebagai salah satu penyebab melemahnya ekonomi, menuai respons keras dari kalangan aktivis. Salah satunya datang dari John Vera Tampubolon yang menilai pernyataan tersebut tidak tepat dan cenderung menyalahkan rakyat.
Melansir dari Liputan68, Ali Mustofa menyebut bahwa gaya hidup masyarakat yang lebih mementingkan kebutuhan sekunder dan mewah turut mempengaruhi stabilitas ekonomi rumah tangga. Ia mencontohkan pengeluaran berlebihan dan rendahnya minat menabung atau berinvestasi sebagai masalah utama.
Menurutnya, kurangnya prioritas pada kebutuhan pokok membuat masyarakat cenderung bergantung pada konsumsi ketimbang produksi dan investasi. Menurutnya, solusi dari persoalan ini adalah perubahan pola hidup, peningkatan literasi keuangan, serta dorongan dari pemerintah untuk memperkuat sektor investasi dan produksi.
Namun pernyataan tersebut langsung ditanggapi kritis oleh John Vera Tampubolon. Ia menyebut pernyataan itu tidak hanya ngawur, tapi juga menunjukkan kegagalan pemerintah dalam memahami akar persoalan ekonomi rakyat.
“Lho, rakyat yang disalahkan? Mestinya dia sebagai pelayan publik itu memberi solusi, bukan malah mengatur-ngatur kemauan rakyat. Angka pengangguran aja belum membaik, ruang kerja baru nggak dikembangkan, lha kok rakyat disuruh ikat pinggang, sementara mereka longgar-longgar wae,” terang John Vera ke pihak media.
John juga menilai bahwa pemahaman Ali soal ekonomi terlalu sempit dan tidak mencerminkan tanggung jawab struktural birokrasi terhadap pembangunan daerah.
“Jangan asal Njeplak, Ekonomi itu bukan cuma soal belanja rakyat. Itu tentang penerimaan, pengeluaran, investasi, stabilitas, dan pertumbuhan. Dan itu semua tugas pemerintah. Lha yang ngelola APBD siapa? Yang punya akses ke investasi siapa? Kok nyalahin rakyat terus,” imbuh John.
Menutup pernyataannya, John mengajak mahasiswa dan elemen sipil lainnya untuk bersikap kritis terhadap narasi-narasi yang menyudutkan rakyat. “Jangan takut! Mahasiswa harus bangkit, kritis, jadi oposisi yang berpihak kepada rakyat. Masa depan Pacitan ada di pundak kalian. Jangan dibungkam oleh narasi-narasi elite yang nggak ngerti realita,” pungkasnya.