Kalila

Kalila

Jagung Bakar Bu Sablah, Warisan Rasa di Tepi Trotoar GOR Kudus

Redaksi
6 Jul 2025, 02:14 WIB Last Updated 2025-07-06T09:14:23Z
Jagung bakar Bu Sablah | Foto : Alya Putri

KOMINFORMA, KUDUS, - Setiap menjelang tenggelamnya matahari, kawasan GOR Wergu Wetan di Kudus mendadak berubah jadi ruang transit senja. Anak-anak muda berdatangan, sebagian memilih mengolah keringat di lapangan, sisanya bersantai di trotoar sembari menyesap sore. Di antara lalu-lalang itu, ada satu titik yang selalu mencuri perhatian: warung bercat kuning dengan aroma jagung bakar yang khas menusuk hidung. 

Itulah Warung Jagung Bakar Bu Sablah, nama yang tak asing di telinga warga Kudus. Berdiri sejak 1988, tempat ini bisa dibilang sesepuhnya jagung bakar di sekitaran GOR. Kini, warung ini dilanjutkan oleh Ristiani (37), anak kandung almarhumah Bu Sablah. 

Meski berganti generasi, racikan jagungnya tetap mempertahankan gaya lama. Jagung manis dibakar di atas bara arang, dioles bumbu gurih-manis, lalu ditutup sambal pedas yang meledak di lidah. 

“Saya tetap pakai cara masak ibu dulu, nggak ada yang diubah. Resepnya masih asli,” kata Ristiani sambil sesekali membalik jagung yang mulai gosong pinggirannya. (6/7/2025)

Selain jagung, Warung Bu Sablah juga menawarkan aneka jajanan yang bikin pelanggan betah duduk lama: dari gorengan, frozen food, sampai jerohan, semua dibanderol antara Rp3.000 sampai Rp8.000. 

“Kami buka setiap hari mulai pukul 11.00 siang hingga 23.00 malam. Biasanya paling ramai itu mulai jam empat sore sampai malam. Banyak yang nongkrong sekalian ngemil,” tuturnya. 

Meski pelanggan setia terus berdatangan dan layanan online via GrabFood dan Maxim sudah tersedia, Ristiani belum tergoda untuk memperluas usaha. 

“Banyak yang minta buka cabang, tapi saya masih fokus di sini aja dulu. Capek juga kalau harus ngatur banyak tempat. Untuk penghasasilan ya lumayan lah, kadang rame banget, kadang ya biasa aja. Nggak tentu,” ujarnya.

Di tengah derasnya kuliner modern, Warung Bu Sablah tetap teguh berdiri: sederhana, bersahaja, dan penuh bara nostalgia. (Alya)
Komentar

Tampilkan