Kalila

Kalila

Jelang Aksi 3 September di Grahadi, Broadcast SMS Diduga Buzzer Khofifah Serang Figur Penggerak Aksi

Redaksi
28 Agu 2025, 11:55 WIB Last Updated 2025-08-28T04:55:29Z
Tangkapan layar SMS massal yang diduga kuat berasal dari jaringan buzzer 
KOMINFORMA, SURABAYA, — Menjelang aksi besar yang akan digelar oleh Aliansi ‘Rakyat Jawa Timur Menggugat’ pada 3 September 2025 mendatang di Gedung Grahadi Surabaya, beredar pesan singkat (SMS) massal yang diduga kuat berasal dari jaringan buzzer pendukung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Isi broadcast SMS tersebut terkesan mengarahkan opini publik untuk menyudutkan Cak Sholeh, salah satu koordinator aksi.

Bahkan Dalam pesan yang beredar luas, Cak Sholeh disebut sebagai provokator kerusuhan di Pati (13/8) yang menyebabkan kerusakan kendaraan dan puluhan orang luka-luka.

Tak hanya itu, SMS lain juga berisi nada serangan pribadi untuk Cak Sholeh dengan menyebutnya memiliki masalah hukum serta dendam politik karena gagal maju dalam kontestasi Pilkada Surabaya dan Sidoarjo.

Teks pesan itu secara gamblang berupaya mengaitkan rencana aksi 3 September dengan narasi negatif, bahkan menuding rencana aksi tersebut hanya sebagai luapan sakit hati.

Tangkapan layar SMS massal yang diduga kuat berasal dari jaringan buzzer 

Fenomena broadcast SMS semacam ini bukan kali pertama terjadi menjelang aksi besar masyarakat. Pola serangan personal dan upaya mengerdilkan gerakan rakyat kerap digunakan untuk melemahkan solidaritas serta membelokkan isu utama yang diangkat massa aksi. 

Aliansi ‘Rakyat Jawa Timur Menggugat’ sendiri sebelumnya telah mengumumkan akan menggelar aksi besar di Grahadi pada 3 September sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan Khofifah yang dianggap merugikan rakyat, terutama terkait tata kelola pemerintahan dan sejumlah kasus dugaan penyalahgunaan wewenang. 

Meski diserang dengan propaganda SMS yang massif, beberapa Koordinator aksi menyatakan bahwa upaya tersebut justru menunjukkan adanya ketakutan dari pihak penguasa terhadap kekuatan rakyat. 

“Ini model operasi lama, menyebar fitnah dan menyerang personal supaya massa ragu. Tapi kami pastikan aksi tetap jalan,” ujar salah satu koordinator aksi. (28/8)

Aksi 3 September mendatang diperkirakan akan menjadi salah satu momentum politik terbesar di Jawa Timur sepanjang tahun 2025.
Komentar

Tampilkan