![]() |
| Anang Setyaji Ketua HPDKI Pacitan |
KOMINFORMA, PACITAN — Inovasi baru tengah digencarkan oleh Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Kabupaten Pacitan. Melalui metode “tanam rebah” singkong, para petani diajak mengubah cara pandang terhadap tanaman yang selama ini identik dengan umbi sebagai hasil utama.
Ketua HPDKI Pacitan Anang Setyaji menjelaskan, metode tanam rebah ini tidak lagi berfokus pada umbi, melainkan pada pemanfaatan daun dan batang muda singkong sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi. Menurutnya, langkah ini membuka peluang baru bagi petani sekaligus menjawab kebutuhan bahan pakan alternatif bagi sektor peternakan.
“Selama ini petani hanya menanam untuk panen umbi. Tapi karena harga umbi rendah dan biaya panennya mahal, minat menanam singkong menurun. Dengan metode tanam rebah ini, daun dan batang muda bisa dipanen rutin dan punya nilai ekonomi,” ujar Anang. (24/10)
HPDKI, lanjutnya, tengah menyiapkan skema tata niaga terpadu yang menghubungkan petani dan peternak. Daun dan batang hijau singkong akan dibeli langsung dari petani dengan harga Rp500 per kilogram, kemudian diolah menjadi silase, pakan hasil fermentasi yang dapat dijual kembali dengan harga Rp1.200 hingga Rp1.500 per kilogram.
“Silase daun singkong ini sangat potensial, terutama untuk pakan unggas. Kandungan proteinnya tinggi dan harganya jauh lebih murah dibandingkan pakan pabrikan yang kini mencapai Rp9.000–Rp11.000 per kilogram,” terang Anang.
Anang menambahkan, proses pengolahan daun singkong menjadi silase tidak rumit. Cukup dicacah, dikemas dalam plastik anti-UV agar aman disimpan, dan bisa dikirim ke berbagai daerah. HPDKI bahkan menyiapkan pilot project agar program ini benar-benar terimplementasi dan hasil panen petani bisa terserap secara berkelanjutan.
“Kami ingin integrasikan petani dan peternak agar saling menopang. Kalau nanti hasilnya melimpah, tidak hanya untuk konsumsi lokal, tapi juga akan kami pasarkan ke luar daerah,” tegas Anang.
Melalui program ini, HPDKI Pacitan berharap sinergi antara sektor pertanian dan peternakan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Menanam singkong kini bukan lagi soal menunggu panen umbi, tetapi membuka jalan menuju kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal,” pungkas Anang.
Sebagai tambahan informasi, Tanam rebah adalah metode menanam singkong dengan cara merebahkan batang bibit singkong secara horizontal di atas tanah, bukan menancapkannya tegak lurus seperti cara konvensional.
Pada setiap ruas batang yang menyentuh tanah, nantinya akan tumbuh tunas baru yang menghasilkan daun dan batang muda dalam jumlah lebih banyak.
Metode ini tidak ditujukan untuk menghasilkan umbi, melainkan untuk memaksimalkan pertumbuhan daun dan batang hijau yang bisa dipanen berkali-kali sebagai bahan pakan ternak.


