![]() |
Citra margaretha bersama mantan Menpora Imam Nahrowi |
KOMINFORMA, PACITAN, — Riuh perhelatan menuju kursi Ketua KONI Kabupaten Pacitan terus bergulir, dan kini hadir satu lagi sosok yang tak bisa dipandang sebelah mata, Citra Margaretha. Perempuan kelahiran Pacitan ini mencuat sebagai kandidat potensial dengan latar belakang yang tak biasa, berasal dari dunia bisnis dan jejaring global.
Dalam pengelolaan organisasi, adagium “jer basuki mawa bea” menjadi prinsip dasar yang diyakini Citra. Ia menegaskan bahwa sumber daya tanpa sumber dana hanyalah omong kosong. Atau kalau mau menggunakan istilah yang lebih ekstrem, logika tanpa logistik itu “loe-gila”.
Citra bukan sekadar membawa gagasan, tapi juga rekam jejak. Ia memimpin beberapa perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, aktif membangun jejaring bisnis nasional hingga internasional, serta kini sedang menempuh studi di universitas Peking yang merupakan kampus ternama di Tiongkok.
“Kalau KONI mau maju, harus dikelola secara modern, profesional, dan terhubung dengan sumber-sumber daya baru. Saya siap membawa KONI Pacitan menembus batas,” ujarnya dalam pernyataan tertulis yang diterima Kominforma. (20/7)
Tak berhenti pada visi manajerial dan jaringan strategis, Citra juga berniat membawa terobosan baru dalam pengembangan cabang olahraga di Pacitan. Jika dipercaya memimpin KONI ke depan, ia berencana menambahkan cabang olahraga (cabor) Golf sebagai bagian dari pembinaan prestasi sekaligus peningkatan kelas dunia olahraga di Kabupaten Pacitan.
“Saya ingin menambah cabor Golf. Sebagai pelaku bisnis, saya sangat menyukai olahraga ini. Selain membentuk karakter, Golf juga punya potensi besar membangun citra olahraga Pacitan yang lebih modern dan berkelas,” imbuh perempuan yang juga pernah menjabat sebagai staf Menpora era Imam Nahrowi tersebut.
Bagi Citra, pengembangan cabang olahraga bukan sekadar soal tren, tetapi juga strategi jangka panjang membangun ekosistem olahraga yang inklusif, kompetitif, dan membuka ruang kolaborasi lintas sektor, termasuk dunia usaha dan industri pariwisata.
Dengan demikian, tentunya kehadiran sosok Citra tersebut memperkuat wacana keterlibatan non-politisi dalam bursa calon Ketua KONI Pacitan. Sebelumnya, wacana ini sempat mencuat lewat pernyataan Heru Suranto, pegiat lingkungan dan sosial, serta diperkuat Afghani Wardhana, mantan Kadispora Surabaya. Keduanya menilai pentingnya keterbukaan, rekruitmen profesional, serta menghindari jebakan hibah dan kepentingan politik sempit.
Kini, dengan munculnya Citra Margareth, gelanggang pencalonan KONI Pacitan bukan saja diwarnai keberagaman latar belakang, tetapi juga level kompetensi yang makin kompetitif. Dari tokoh muda, legislator, mantan atlet, hingga profesional lintas sektor, semuanya membawa warna dan arah berbeda bagi masa depan dunia olahraga Pacitan.