IKUTI SALURAN WA KOMINFORMA
DAPATKAN AKSES BERITA LEBIH MUDAH
GABUNG SEKARANG

Analisis Diskusi Virtual DPP GMNI Bersama Menko PMK

Redaksi
9 Mei 2020, 02:45 WIB Last Updated 2025-06-25T12:10:14Z
Fathul Bari, S.pd (Kader GMNI Malang)

KOMINFORMA, MALANG,- Diskusi Virtual melalui Zoom yang digelar oleh DPP GMNI dengan tema "Membangun Mental Bangsa Menghadapi Pandemi Covid-19" sangat responsive, terbukti terdapat 2000 peserta yang mengikuti di facebook serta puluhan kader yang menyaksikan diskusi melalui Zoom di seluruh Indonesia. Selain itu dihadiri pula oleh Ketua Umum DPP GMNI Bung Imanuel Cahyadi serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bapak Pror. Dr.Muhajir Effendy, M.A.P sebagai pemateri. 



Beberapa hal yang disampaikan oleh Ketua Umum DPP GMNI yakni beberapa kali DPP GMNI telah melakukan baksos seperti pembagian sembako melalu gerakan Gotong Royong Melawan Covid-19. Acara diskusi tersebut merupakan langkah edukasi kepada kader-kader GMNI di seluruh Indonesia maupun public secara seluruhnya.



Menko PMK Mengatakan bahwa perlu melalui Trisula Pengamanan Covid-19 yakni jaringan pengaman sosial dengan langkah peningkatan dan perluasan PKH, peningkatan dan perluasan kartu sembako, penambahan dan fleksibilitas kartu pra kerja, pembebasan tagihan listrik serta tambahan subsidi selisih bunga. Langkah kesehatan aktivasi rumah sakit rujukan, pengetesan dan penelusuran, physical distancing, study from home. Sedangkan langkah untuk jaringan pengamanan sosial yakni dukungan dunia usaha seperti berbagai intensif dan relaksasi di bidang perpajakan, program pemulihan ekonomi nasional guna menghindari kebangkrutan PMN, penguranagan lantas impor termasuk manufaktur, serta berbagai kebijakan dan relaksasi di sektor OJK, BI, LPS dan pemerintah untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Pada kegiatan tersebut DPC GMNI Malang menyampaikan pertanyaan kepada pemateri isi pertayaan tersebut sebagai berikut : Pemerintah menerapkan PSBB di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di Malang akibatnya banyak mahasiswa perantau yang tidak bisa pulang kampung yakni harus bertahan di wilayah perantauan, jika berkaca pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menyatakan bahwa semua anggaran difokuskan untuk penanganan fenomena pandemi Corona namun saat ini mahasiswa perantau masih belum diperhatikan kesejahteraannya oleh Pemkot Malang maupun Pemprov Jatim. Bagaimana langkah pemerintah menyikapi hal tersebut ?

Pertanyaan tersebut ditanggapi dengan baik oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bapak Pror. Dr.Muhajir Effendy, M.A.P yakni sebagai berikut :

Semua anggara telah dirombak termasuk anggaran Kemendikbud dialokasikan kepada penanganan Covid-19. Sedangkan mahasiswa yang tidak pulang kampung perlu memberitahu kepada pemerintah setempat agar mendapat bantuan sosial jika tidak maka langsung kepada Kementerian Sosoial. Kemendikbud telah memfasilitasi akses internet serta rumah sakit pendidikan bisa menjadi rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19. Selain itu seratus lebih Laboratorium Perguruan Tinggi telah dijadikan tempat rapid test dan menampilkan hasil riset untuk mempercepat penanganan Covid-19. Ketua Umum DPP GMNI Bung Imanuel Cahyadi juga menanggapi pertanyaan tersebut yang dimana beliau mengatakan GMNI bersama Cipayung sudah melakukan pendataan akan dimulai dari Jabodetabek hingga ke Pulau Jawa bahkan pendataan mahasiswa diaspora seluruh Indonesia. Sebelum dilaksanakannya kegiatan diskusi virtual oleh DPP GMNI bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bapak Pror. Dr.Muhajir Effendy, M.A.P, DPC GMNI Malang telah menyatakan Sikap Politik sebagai berikut :
  1. Malang adalah Kota Pelajar, reputasi sebagai Kota Pelajar perlu dipertahankan ditengah pageblug Covid-19. Sebagai Kota Pelajar wajib untuk mengayomi segenap Pelajar/Mahasiswa yang studi di Kota tersebut tanpa membedakan asal daerah dan alamat domisili KTP.
  2. Menghimbau kepada Gubernur Jawa Timur agar memasukkan klausul program pengamanan jaring sosial bagi 'Pelajar/Mahasiswa dan warga perantau lainnya' yang berasal dari luar daerah dalam PSBB Malang Raya yang bakal diresmikan.
  3. Menghimbau kepada Gubernur Jawa Timur untuk memerintahkan lembaga Perguruan Tinggi se Malang agar mendata jumlah mahasiswa yang masih berada di Kota Pelajar.
  4. Menghimbau kepada Gubernur Jawa Timur agar segera menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah asal Pelajar/Mahasiswa Dan Warga Perantau Lainnya baik yang sedang studi maupun urusan kerjaan di Malang, terkait kebutuhan mendesak program jaring pengaman sosial bagi mahasiswa dan masyarakat yang bakal terdampak PSBB di kawasan Malang.

Analisis Kajian Bencana Pandemi Corona Virus Diases (Covid-19) Pengaruh Cuaca Dan Iklim Terhadap Covid-19

Kepala BMKG membernarkan tentang indikasi cuaca dan iklim dalam mendukung penyebaran Covid-19 dengan adanya zona iklim yang sama yaitu pada posisi lintang yang tinggi dengan tempertaur rendah akan mendapat masa inkubasi cepat dan data penyebaran yang tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang tropis. Pengaruh yang timbul adalah pada tingkat bertahannya virus pada suhu yang rendah yang dikategorikan pada suhu sub-tropis, sedang hingga kutub. Hal yang menjadi perhatian ketika musim pancaroba yang ada di Indonesia menjadi salah satu alasan bahwa kita untuk sementara waktu selama musim hujan/pancaroba untuk tetap menjaga diri agar tidak terjadi kontak fisik dan hubungan sosial. 

Berdasarkan Departemen Kesehatan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat (AS) dalam konferensi pers di Gedung Putih mengatakan, ilmuwan pemerintah meneliti kondisi�kondisi yang bisa membunuh virus corona (Covid-19). Hasil penelitian menunjukkan, virus bisa mati dengan cepat ketika terkena sinar matahari, panas, kelembaban, dan cairan pembersih kimia seperti cairan pemutih dan alkohol isopropyl. Suhu di Indonesia rata-rata 35 sampai 37 Derajat Celsius sehingga disarankan kepada seluruh masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh, dengan memanfaatkan kondisi cuaca untuk beraktivitas atau berolahraga pada jam yang tepat, terutama di bulan April hingga puncak musim kemarau di bulan Agustus yang diprediksi akan mencapai suhu rata-rata berkisar antara 28 derajat Celcius hingga 32 derajat Celcius dan kelembapan udara berkisar antara 60% s/d 80%. 

Penanggulanan dengan cara berjemur pada suhu yang cukup tinggi, secara teratur untuk meningkatkan metabolisme dan imunitas tubuh. Perlu menerapkan Physical Distancing dan pembatasan mobilitas orang ataupun dengan "Tinggal di Rumah", disertai intervensi kesehatan masyarakat, sebagai upaya untuk memitigasi atau mengurangi penyebaran wabah COVID-19 secara lebih efektif serta tetap menjaga keadaan lingkungan hidup tetap bersih sehingga kita terhindar dari virus dan bakteri/kuman. Cuaca yang sebenarnya menguntungkan ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga upaya tersebut mempunyai hasil lebih maksimal dan efektif.

Berikut ini adalah rumus Konsep Resiko Bencana yakni : 

CONCEPT OF DISASTER RISK
Where :

R : Risk (Risiko)
H : Hazard (Bahaya)
V : Vulnerability (Kerentanan) 
C : Capacity (Kapasitas)

Semakin besar kapasitas (C), semakin kecil Kerentanan (V) dan sebaliknya Potensi ancaman bahaya (hazard) : Pandemic Virus Corona selain aspek biologi dapat menimbulkan ancaman resesi ekonomi serta dapat berdampak pada ketahanan pangan di Indonesia kedepan. Apabila ketahanan pangan di Indonesia dapat terancam maka akan berdampak pada pertahanan nasional.

Kerentanan (Vulnerability) : Kerentanan terjadi karena ketidak mampuan manusia dalam menghadapi ancaman bahaya. Kerentanan merupakan faktor yang berpengaruh pada risiko bencana. Jika terjadi kerentanan sosial akan berdampak pada kerugian yang besar. Masyarakat Indonesia masih rentan terjangkit Corona Virus yang artinya membutuhkan kesadaran menjalankan pola hidup sehat contohnya melaksanakan sanitasi lingkungan.

Kemampuan atau kapasitas (Capacity) : Kemampuan yang dapat dilakukan dalam mengurangi dampak dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah dengan memberikan kesadaran pada publik baik melalui sosialisasi untuk menjaga kebersihan berlandaskan Penanggulanagan Risiko Bencana (PRB). 

Risiko Bencana (risk): Risiko Bencana dapat saja terjadi apabila adanya interaksi antara pontensi ancaman bahaya dengan tingkat kerentanan seseorang. Sehingga dapat disimpulkan untuk mengurangi Risiko Bencana dapat dilakukan dengan mengurangi tingkat kerentanan. Mengurangi kerentanan bisa dilakukan dengan upaya meningkatkan kesehatan masyarakat sehingga daya tahan tubuhnya tetap terjaga. Disamping menjalankan pola hidup yang sehat seperti sanitasi perlu pula memiliki keteguhan jiwa, jika demikian maka otomatis akan mingkatkan daya imunitas tubuh. Jika daya imunitas tubuh turun maka akan lebih mudah terserang virus apapun termasuk Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Artinya diskusi virtual yang telah dilakukan oleh DPP GMNI pimpinan Bung Imanuel Cahyadi bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bapak Prof. Dr.Muhajir Effendy, M.A.P dengan tema Membangun Mental Bangsa Menghadapi Pandemi Covid-19 mampu menjawab kebutuhan masyarakat guna meningkatkan daya tahan kolektif menghadapi pandemic Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

(Kader GMNI Malang, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang)
Komentar

Tampilkan