KOMINFORMA, — Menanggapi pernyataan kontroversial dari pihak yang mengatasnamakan DPD GMNI Jawa Timur yang menolak wacana Kongres Persatuan yang termuat di beberapa media, sejumlah kader GMNI Jawa Timur, menyatakan keprihatinan atas retorika politik yang dinilai tidak berdiri di atas realitas kekuatan organisasi yang sesungguhnya.
Brillian Jane, salah satu kader GMNI Jawa Timur, menyebut pernyataan Oknum yang mengatasnamakan DPD GMNI Jatim sebagai bentuk “distorsi fakta yang dibalut jargon ideologis.”
“Mereka menyebut semangat Kongres Persatuan tidak lahir dari suara kader di basis, padahal justru mayoritas DPC yang mendukung persatuan itu adalah basis GMNI se-Jatim,” tegas Brillian Jane.
Menurutnya, Oknum yang mengatasnamakan DPD GMNI Jatim tersebut justru sedang membangun narasi eksklusif yang dibungkus klaim ideologis, namun terputus dari realitas struktural dan demografis GMNI Jawa Timur saat ini.
“Kalau bicara marwah organisasi, maka harus jujur melihat angka dan fakta. Jangan mengklaim semangat kolektif sambil menyembunyikan bahwa mereka hanya mewakili segelintir. Ini bukan soal menolak atau menerima persatuan, ini soal kejujuran politik,” tambahnya.
Brilian juga menanggapi pernyataan oknum yang mengatasnamakan DPD GMNI Jatim yang menyebut menolak persatuan semu yang elitis dan transaksional.
“Saya malah melihat mereka yang terjebak dalam elitisme semu. Mereka bicara ideologi sambil menutup mata dari semangat rekonsiliasi yang justru muncul dari mayoritas kader, terutama di Jatim,” tegasnya.
Lebih lanjut, Brillian menekankan bahwa Kongres Persatuan bukan sekadar agenda politik, tetapi bagian dari proses penyembuhan organisasi yang selama bertahun-tahun terkoyak ego sektoral dan perebutan identitas kepemimpinan.
“Ini tentang bagaimana kita menutup luka organisasi dengan cara yang demokratis dan terbuka. Bagi kami, persatuan bukan transaksi, tapi tekad kolektif. Yang menolak persatuan, dan seolah mewakili basis justru mungkin sedang menjadikan perpecahan sebagai komoditas politiknya sendiri,” tutup Brilian.