 |
| Doan, pengusaha lokal Pacitan |
KOMINFORMA, PACITAN — Wacana pembangunan lapangan golf yang diinisiasi oleh Citra Margareth ternyata tidak hanya memantik perdebatan di ruang politik dan pemerintahan, namun juga mendapat sambutan hangat dari kalangan pelaku usaha pariwisata. Salah satunya datang dari Doan, pengusaha di bidang perhotelan yang telah cukup lama berkecimpung dalam industri wisata Pacitan.
Menurut Doan, ide yang dilontarkan Citra justru menunjukkan keberanian berpikir out of the box yang selama ini jarang muncul dari anak muda lokal.
“Pacitan ini punya alam yang luar biasa, pantai-pantainya indah, view-nya kelas dunia. Tapi kenyataannya, kita masih kalah dari Jogja dalam soal industri pariwisata. Kenapa? Karena Jogja berani investasi besar dan modernisasi,” ujar Doan kepada Kominforma, Sabtu (26/7).
Ia menilai, salah satu kelemahan Pacitan adalah belum tersedianya sarana penunjang pariwisata kelas atas yang mampu menarik wisatawan dengan belanja tinggi. Hal itu menurutnya menjadi salah satu alasan mengapa investor maupun wisatawan kerap melewati Pacitan.
“Sekarang kalau orang nginep di Pacitan, fasilitasnya minim. Hotel ada, tapi penunjangnya kurang. Mau cari tempat hiburan yang proper? Gak ada. Nah, kalau ada lapangan golf dekat pantai, itu bisa jadi daya tarik luar biasa. Kita gak bicara elit-elit-an, tapi soal potensi ekonomi,” tambahnya.
Doan juga menanggapi skeptisisme sejumlah pihak yang mengaitkan pembangunan lapangan golf dengan pemborosan anggaran. Menurutnya, pandangan tersebut terlalu sempit dan terjebak pada logika konvensional yang menempatkan APBD sebagai satu-satunya sumber dana pembangunan.
Sebagai pelaku usaha, Doan mengaku siap mendukung penuh langkah Citra, baik dalam pencalonannya sebagai Ketua KONI maupun gagasan besarnya untuk mengembangkan sektor sport-tourism di Pacitan.
“Anak muda seperti Citra itu harus dikasih ruang. Visi besarnya jelas, nyambung dengan kebutuhan kami pelaku usaha. Kalau niatnya buat memajukan Pacitan, ya kami dukung seratus persen,” tegasnya.
Pernyataan Doan menjadi angin segar di tengah perdebatan yang cenderung stagnan. Dukungan dari pelaku wisata lokal sekaligus menjadi pengingat bahwa pembangunan daerah tidak bisa hanya bertumpu pada program rutin dan narasi pesimis, tetapi juga butuh keberanian membuka pintu bagi kolaborasi strategis lintas sektor.
