 |
| Heru Suranto, pegiat sosial yang belakangan namanya mencuat di bursa calon ketua KONI pacitan |
KOMINFORMA, PACITAN — Letak geografis Kabupaten Pacitan yang didominasi wilayah perbukitan dan pegunungan ternyata menjadi tantangan tersendiri bagi keselamatan lalu lintas, khususnya di jalur-jalur pedesaan. Tak sedikit jalan penghubung antar desa yang membentang di sisi jurang tanpa pengaman jalan, sehingga rawan menimbulkan kecelakaan.
Kondisi ini diperparah oleh masih minimnya pemahaman masyarakat terkait keselamatan berkendara, termasuk penggunaan kendaraan matic di jalur ekstrem yang tidak direkomendasikan secara teknis.
Heru Suranto, seorang pegiat sosial yang aktif dalam isu-isu keselamatan publik, menyoroti banyaknya titik rawan kecelakaan di wilayah Pacitan, terutama di jalan-jalan pegunungan yang memiliki kontur tanjakan-turunan curam serta tikungan tajam.
“Pemasangan pagar-pagar pengaman pada jalur-jalur ekstrem dan berbahaya perlu ditingkatkan. Utamanya di jalan-jalan pegunungan yang relatif mempunyai tanjakan dan turunan serta tikungan berbahaya. Ini seharusnya menjadi perhatian serius pihak terkait, bukan hanya soal tambal sulam jalan berlubang, tapi juga melindungi pengguna jalan dari risiko fatal,” ujarnya.
Heru juga menambahkan pentingnya edukasi dan sosialisasi dari Dinas Perhubungan maupun Satlantas kepada masyarakat desa. Menurutnya, masih banyak warga yang belum memahami teknik dasar berkendara yang aman di medan ekstrem.
“Motor matic, misalnya, tidak cocok untuk kondisi jalanan curam dan panjang seperti di daerah Bandar, Nawangan, Arjosari, serta Tegalombo. Tapi banyak warga pakai matic karena dianggap praktis. Ini perlu diedukasi, agar tak menjadi bumerang bagi keselamatan,” tambahnya.
Heru berharap pemerintah daerah lebih serius meninjau ulang skema pembangunan infrastruktur jalan, dengan tidak hanya berfokus pada pengaspalan atau betonisasi, tetapi juga menambahkan sarana pelengkap keselamatan, seperti pagar pengaman, rambu peringatan, dan cermin tikungan di wilayah pegunungan.
