![]() |
Saptono, Mantan Pengurus Golkar Pacitan |
KOMINFORMA, PACITAN, – Pernyataan Yuniardi Sutondo yang menyebut pembangunan kantor dua lantai sebagai bukti kiprah Gagarin di Partai Golkar, menuai tanggapan pedas dari mantan pengurus internal partai, Saptono. Ia menilai bahwa dalam politik, ukuran keberhasilan tidak diukur dari megahnya fisik kantor, melainkan dari kepercayaan rakyat yang terwujud dalam perolehan suara dan kursi di parlemen.
“Dalam politik tidak menghitung semegah apa gedung kantor suatu partai yang dibangun, akan tetapi sejauh mana partai politik itu memperoleh peningkatan kepercayaan rakyat kepada partai tersebut ketika seseorang itu memimpin. Tolak ukurnya adalah berapa kursi yang didapat dalam pemilu,” terang Saptono kepada Kominforma, Selasa (31/7/2025).
Menurutnya, kantor partai yang megah tak ada artinya jika kepercayaan rakyat terus menurun. Bahkan, ia menyindir dengan pernyataan tajam bahwa kantor itu bisa kehilangan roh politiknya jika gagal menjadi ruang perjuangan rakyat.
“Bisa jadi kantor megah itu akan dihuni oleh para demit ketika kepercayaan rakyat menghilang atau kursi yang didapat semakin turun,” ujar Saptono.
Saptono melihat tantangan ke depan bagi DPD Partai Golkar Pacitan bukan lagi soal infrastruktur, melainkan pembenahan pola kepemimpinan dan kultur organisasi. Ia menyoroti gaya kepemimpinan masa lalu yang menurutnya terlalu terpusat dan bersifat elitis.
“Tantangan ke depan DPD Partai Golkar Pacitan adalah merubah gaya kepemimpinan raja menjadi kepemimpinan demokratis, dari partai milik perseorangan menjadi milik rakyat, milik anggota dan dijalankan secara organisatoris,” papar Saptono.
Ia meyakini, hanya dengan cara itu kepercayaan rakyat bisa dipulihkan dan Golkar bisa merebut kembali kursi-kursi yang hilang dalam pemilu terakhir. Baginya, itu adalah pekerjaan rumah yang jauh lebih berat daripada membangun gedung. “Dan ini pekerjaan yang berat dibanding dengan membangun gedung kantor,” pungkasnya.