KOMINFORMA, PACITAN — Di tengah maraknya tren investasi di dunia saham dan aset digital, Ketua DPRD Kabupaten Pacitan, Arif Setia Budi (ASB), justru menyoroti potensi sektor pertanian tradisional. Dalam sebuah unggahan status WhatsApp, ASB menyampaikan pandangannya soal kelapa sebagai investasi masa depan yang menjanjikan, khususnya bagi kalangan petani dan pekebun.
“Kelapa bisa menjadi salah satu tanaman yang menjanjikan untuk investasi masa depan di mana banyak orang gila akan permainan saham dan lain-lain. Maka bisa jadi ini jenis usaha yang akan menjadi pionir di masa mendatang khususnya bagi petani atau pekebun kita,” tulis ASB. (6/8)
Ia kemudian merinci potensi penghasilan yang bisa diperoleh dari 1 hektare lahan kelapa genjah (jenis kelapa yang disadap niranya), dengan asumsi penanaman sekitar 265 batang. Dalam lima tahun, pohon-pohon tersebut sudah bisa dipanen niranya setiap pagi dan sore hari.
“Nira per HA jika dijadikan gula merah atau gula jawa bisa menjadi kurang lebih 115 kg per hari. Jika kita kalikan per bulan maka akan mendapatkan 115 kg x 30 hari = 3.450 kg x Rp15.000 per kilogram: Rp51.750.000,- (kotor). Jika dibagi separo saja dengan yang mengerjakan 3 orang penderes per HA, maka bisa disimpulkan minimal yang punya bisa Rp20 juta per bulan,” lanjut ASB.
Meski menggiurkan secara hitungan ekonomi, ASB tak menampik bahwa investasi ini membutuhkan kesabaran dan komitmen jangka panjang. “Akan tetapi butuh perjuangan yang panjang selama 5 tahun untuk merawatnya,” tutupnya.
Pernyataan ASB ini memantik harapan baru, terutama bagi masyarakat pedesaan yang memiliki lahan tidur atau belum tergarap maksimal. Di sisi lain, ia juga membuka ruang diskusi mengenai arah kebijakan pertanian ke depan yang lebih berorientasi pada pemberdayaan lokal dan pemanfaatan potensi komoditas tropis khas wilayah pesisir selatan.