![]() |
Nur suhud |
KOMINFORMA, PACITAN – Menjelang puncak rangkaian Ekspedisi Merah Putih (EMP) yang akan digelar di Pantai Pancer Door Pacitan, Kamis (21/8/2025), muncul kritik dari tokoh masyarakat setempat terkait pola mobilisasi peserta, khususnya pelajar.
Nur Suhud, menyayangkan cara pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan yang meminta seluruh siswa SD kelas 4–6 serta SMP kelas 7–9 di Kecamatan Pacitan untuk hadir menyambut tim ekspedisi.
“Mengapa harus ada mobilisasi anak-anak? Saya yakin Pak SBY tidak butuh disubya-subya terlalu berlebihan gitu. Tentunya kita mendukung program penguatan pariwisata, tapi ya jangan mengeksploitasi anak dengan cara proses mobilisasi yang nggak sehat seperti itu,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).
Kritik ini muncul setelah beredarnya surat undangan resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan yang meminta kehadiran kepala sekolah, guru, serta siswa dengan ketentuan mengenakan kaos ekspedisi atau pakaian olahraga, membawa bendera merah putih kecil, dan hadir mulai pukul 15.00 WIB di Pantai Pancer Door.
![]() |
Surat undangan Dindik Pacitan yang meminta kehadiran kepala sekolah, guru, serta siswa untuk menyambut tim EMP |
Nur Suhud menekankan bahwa program besar seperti EMP memang layak diapresiasi karena dapat memperkuat citra pariwisata Pacitan. Namun, ia mengingatkan agar pemerintah tidak mengabaikan aspek perlindungan anak.
“Anak-anak sebaiknya ditempatkan sebagai bagian dari pendidikan dan pengalaman, bukan dijadikan komponen seremonial belaka,” tandas Nur Suhud.