BMKG: Bencana Hidrometeorologi di Indonesia Meningkat 16 Tahun Terakhir, Jawa Barat Jadi Wilayah Paling Rawan

Revin Safi’i
1 Des 2025, 19:42 WIB Last Updated 2025-12-01T15:40:08Z
Banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Senin (23/3/24) | Foto :BPBD Kabupaten Bandung Barat

KOMINFORMA, JAKARTA –
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani, mengungkapkan adanya tren peningkatan bencana hidrometeorologi di Indonesia selama 16 tahun terakhir. Hal ini disampaikannya dalam rapat koordinasi lintas kementerian, lembaga, dan kepala daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, Senin (1/12).

​"Yang perlu kita cermati adalah tren dari bencana hidrometeorologis cenderung naik dalam 16 tahun terakhir," kata Faisal.
Faisal menjelaskan, bencana hidrometeorologi paling banyak terjadi di wilayah Jawa Barat, disusul oleh Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Sulawesi Selatan. Bencana yang umumnya terjadi di Indonesia, menurut BMKG, adalah hujan ekstrem, angin kencang, petir, puting beliung, dan hujan es.
"Kemudian jika kita kulik lebih dalam, di Jawa Barat ini yang paling banyak terjadi adalah hujan ekstrem. Kemudian, dilanjutkan yang warna oranye adalah angin kencang. Nah ini di Jawa Barat, kemudian Jawa Tengah, Jawa Timur," ujar Faisal.

Ia menambahkan bahwa bencana yang tercatat meliputi hujan ekstrem, angin kencang, petir yang merusak infrastruktur, puting beliung, hujan es, hingga jarak pandang terbatas yang memengaruhi penerbangan dan pelayaran.
Komentar

Tampilkan