![]() |
| Menko PMK, Pratikno Saat Melayat Prof. Dr Sukamdi |
KOMINFORMA, JAKARTA – Pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat atas penanganan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang dinilai masih kurang optimal.
Pernyataan tersebut disampaikan Pratikno di Jakarta, Rabu (3/12), seiring dengan tantangan medan dan cuaca yang dihadapi tim penanganan bencana.
"Pemerintah telah bekerja keras. Mohon maaf jika masih kurang maksimal," kata Menko PMK Pratikno.
Pratikno mengakui bahwa kondisi geografis di wilayah bencana sangat berat, sehingga menyulitkan upaya distribusi logistik maupun pencarian korban.
"Tantangannya sangat berat. Medan wilayahnya sangat luas. Cuaca juga masih belum mendukung, tetapi seluruh tim dikerahkan untuk membantu saudara-saudara kita yang terisolasir. Jadi mohon doa dan dukungan dari semuanya," kata Pratikno, dikutip dari Antara.
Menurut Pratikno, pemerintah telah bekerja keras sejak hari pertama bencana, sesuai instruksi langsung dari Presiden. "Pak Presiden memerintahkan kepada seluruh jajaran kementerian dan lembaga untuk bekerja keras mengerahkan semua kekuatan untuk mengatasi bencana," ujarnya. Saat ini, penanganan bencana di Sumatra masih berada dalam tahap tanggap darurat.
Sementara itu, data korban bencana menunjukkan situasi darurat yang memburuk. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (3/12) pagi, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor di tiga provinsi tersebut telah mencapai 753 orang. Selain itu, sebanyak 650 orang masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian tim SAR gabungan.
Rincian data korban jiwa yang dirilis melalui laman resmi BNPB menunjukkan bahwa korban meninggal di Provinsi Aceh mencapai 218 orang dan 227 orang masih hilang. Di Sumatera Utara, tercatat 301 korban jiwa dan 163 warga belum ditemukan. Sedangkan Sumatera Barat mencatatkan 234 orang meninggal dunia dan 260 warga hilang.


