KOMINFORMA, PATI – Aktivis sosial dan tokoh masyarakat, Yayak Gundul, menilai rencana aksi Pati Beraksi pada 19 September 2025 di Kantor DPC Gerindra dan DPC PDIP Kabupaten Pati penuh kontradiksi dan rawan blunder.
Menurutnya, seruan aksi tersebut lebih terlihat sebagai luapan emosi ketimbang solusi nyata dalam mengkritisi kebijakan Bupati Pati, Sudewo. Bahkan, Yayak menilai aksi tersebut bisa berbalik arah dengan justru menguntungkan pihak bupati.
“Kalau saya lihat, ini lebih karena teman-teman sudah tidak punya celah lain untuk menyerang bupati. Tapi anehnya, justru yang diuntungkan malah bupati itu sendiri,” ungkap Yayak. (16/9)
Yayak juga mengingatkan bahwa Gerindra memiliki basis massa yang militan, sehingga langkah menyeret partai tersebut dalam agenda aksi bisa menjadi bumerang. “Gerindra itu nggak sepele. Dewan-dewan Kabupaten Pati dari Gerindra militannya kuat. Kok malah diseret-seret? Itu menurut saya blunder,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menyoroti kejanggalan lain ketika aksi juga diarahkan ke kantor PDIP. Padahal, PDIP sendiri sudah sejak awal berseberangan dengan bupati. “Lucu kan, PDI itu terang-terangan sudah menyerang bupati, kok sekarang malah ikut diserang. Itu seperti gerakan tanpa arah, malah jadi konyol,” jelasnya.
Yayak juga menyinggung adanya potensi konflik internal di tubuh PDIP Kabupaten Pati, khususnya antara kubu Bandang dan kubu Ali Badrudin. Menurutnya, aksi pada 19 September justru bisa memperuncing rivalitas internal tersebut. “Saya malah khawatir, sore nanti ketika massa ke DPC PDIP, kubu Bandang bisa ribut dengan kubu Ali. Padahal semua orang tahu, keduanya sudah lama pecah,” terangnya.
Ia menilai, dinamika politik yang berkembang belakangan ini lebih mencerminkan perseteruan eksekutif dan legislatif yang melebar ke ranah partai politik. “Awalnya kan soal pokir, terus melebar kemana-mana. Sayangnya, masyarakat yang akhirnya ditarik-tarik ke dalam,” ujarnya.
Yayak berharap agar gerakan tersebut tidak menimbulkan gesekan horizontal. “Masyarakat Pati jangan sampai terjebak dalam konflik elite. Lebih baik semua pihak kembali percayakan pada jalur hukum ketimbang memperkeruh suasana,” pungkasnya.